Jumat, 07 Januari 2011

Angkoter: Hujan



Mumpung masih musim hujan, dan kebetulah pula tahun kemarin (2010) musim kemaraunya basah, saya jadi ini berbagi pengalaman. Pengalaman saya ini mungkin sudah banyak dialami oleh banyak orang terutama para angkoter di Jakarta.

Jadi ceritanya seperti ini; yang paling dibenci oleh saya sebagai angkoter se-Jakarta adalah hujan. Hujan? Kenapa bukan macet? Kalau macet itu sih sudah jadi makanan sehari-hari warga Jakarta, tidak siang tidak malam, yang namanya macet ibaratnya sudah biasa, bahkan kalau saya perhatikan belakangan ini weekend pun juga macet. Di samping makin banyak mobil di Jakarta, pembangunan mall di tempat yang terlalu strategis pun turut menyumbang kemacetan di penghujung pekan. Macet bisa di prediksi dan dihindari, misalnya berangkat lebih pagi, pulang lebih malam, atau biasanya nongkrong dulu di mall (lagi-lagi).

Tapi lain ceritanya beda kalau hujan. Hujan bisa diprediksi tetapi yang paling menjengkelkan itu efek sampingnya. Jakarta yang sudah macet, makin tambah macet lagi. Genangan air dimana-mana menyebabkan kendaraan berjalan pelan-pelan padahal antrian kendaraan di belakang tambah panjang, jadi kebayang gimana lamanya. Lalu sepeda motor yang berteduh di bawah jembatan layang, mereka berteduh sampai melebihi setengah badan jalan dan menghalangi mobil lain yang ingin lewat. Kalau ini namanya macet total, sudah ga bisa gerak ke mana-mana.

Akibat bagi para angkoter jelas, terjebak di angkot paling parah kalau tujuan masih jauh dan berada di tengah-tengah tol, mau ke toilet ga bisa, lapar susah cari tukang makanan. Penderitaan tambah menyiksa kalau kondisi angkutan umumnya bobrok. AC yang terlalu dingin dan tidak bisa dikecilkan dan yang paling parah kalau ditambah dengan atap bis yang bocor. Kata teman saya kalau naik bis bocor, bisa-bisa orang yang ada di bis lebih basah daripada orang yang di luar bis. Kalau bis yang dinaiki tidak pakai AC, siap-siap dengan udara yang pengap dan kadang-kadang bau-bauan tujuh rupa yang berasal dari para penghuni-penghuni bis dan masih banyak lagi kerepotan yang harus dihadapi dalam situasi seperti ini.

Artikel ini tidak bermaksud untuk menyalahkan masalah transportasi pada siapapun, setiap masalah yang timbul adalah cerminan dari perilaku masyarakat sekitarnya. Yah, sebagai angkoter, kita harus tabah menjalani setiap hari kita di angkot, dan untuk penyedia jasa transportasi tolong diperhatikan unsur kemanusiaannya dan terkahir untuk pemerintah, agar bisa mengatasi masalah transportasi dengan cepat, tepat dan tanpa masalah

Jumat, 27 Agustus 2010

Angkoter: Fans Berat

Masih ingan sama Tommy Soeharto? Dia memang populer pada jaman 90an, tapi sampai sekarang yang ngefans juga masih banyak.

Saya jadi ingat dengan kejadian sewaktu saya masih berkantor di daerah Rasuna Said, sewaktu pulang naik kopaja ada seorang wanita cantik tapi sayang agak kurang waras karena saking tergila-gila sama tommy. Begitu saya naik kopaja, sudah terasa keanehan. Sebut saja miss x, dia sudah ngomong dengan suara keras, saya pikir mungkin dia sedang ngobrol seru, terus dia teriak-teriak ga jelas, saya masih berpikir jangan-jangan dia digoda sama cowok-cowok ga jelas. Situasi di bis semakin ga enak, perasaan takut mulai muncul terpikir untuk turun dan ganti bis, tapi urung saya lakukan mengingat waktu jam pulang kantor, macet dan setiap bis tampak berjubel. Jadi saya bertahan saja di bis itu sambil pasang muka galak. Tapi suasana aneh masih terasa.



Kegilaan miss x tidak berhenti sampai disitu, ketika bis melewati Wisma Bakrie, miss x itu sibuk menngoceh kepada seorang ibu yang duduk di sebelahnya kalau dia pernah kerja disana sebagai SPG. Ibu itu cuma bisa mengangguk-angguk, dan orang yang duduk di belakang hanya bisa melihat sambil melongo.

Kegilaan semakin memuncak ketika dia melihat seorang bapak yang memakai kemeja batik, miss x sibuk memanggil “Mas Tommy, Mas Tommy, kesini dong Mas!”. Bapak itupun ketakutan dan memilih menjauh. Setelah melihat bapak itu menghindar, miss x pun berhenti berteriak-teriak. Tak lama kemudian, ‘Mas Tommy’ turun dari kopaja, entah sudah sampai tujuan apa belum, untungnya miss x itu ga ikutan turun kalau dia ikut turun bisa jadi adegan kejar-kejaran bersama bapak tadi.

Tak lama setelah ‘Mas Tommy’ itu turun, miss x pun turun, sebelum jembatan Setia Budi. Setelah dia turun, saya duduk dibangkunya, dan kemudian diberitahu sama ibu di sebelah saya kalau dia itu ga waras, terobsesi sama Tommy Soeharto dan kepengen berat jadi anggota keluarga Cendana. Ibu itu juga bilang kalau dia kasihan sama miss x karena miss x cantik, tinggi, dan langsing tapi obsesinya merusak dirinya sendiri. Ketika miss x turun, kenek kopaja pun berujar “Sayang cantik-cantik kok gila?”.

Selasa, 24 Agustus 2010

Angkoter : Khusus Wanita


Belakangan ini marak kasus pelecehan seksual di angkutan umum, yang disorot adalah Transjakarta. Sampai harus ada pemisahan antara laki-laki dan perempuan. Sebenarnya dari dulu yang namanya pelecehan seksual di angkutan umum sudah banyak terjadi, Cuma saja karena ketiadaan petugas atau yang berwenang jadinya kejadian seperti itu tidak dilaporkan, paling-paling hanya disimpan di dalam hati atau cuma diceritakan di kalangan tertentu. Memang susah jadi perempuan kalau bepergian naik angkot, sendiri lagi. Kalau dalam keadaan ramai pasti berhimpitan sehingga bisa menimbulkan kesempatan, jadi sasaran copet, dan masih banyak lagi.

Kalau ingin menghindar dari kejadian serupa, lebih baik pergi berdua jangan sendiri, atau jangan pilih kendaraan yang berdesak-desakkan, dan kalau perlu-ini yang paling ekstrim-bawa senjata tajam semacam pisau lipat, gunting kecil, atau peniti. Tante saya pernah cerita kalau ia terpaksa naik angkot, ia sudah menyiapkan di tangan sebuah peniti dengan kondisi jarum terbuka, jadi kalau ada yang coba macam-macam tinggal coosss…!!! Lebih baik lagi jika ada angkutan khusus perempuan seperti gerbong kereta khusus perempuan seperti yang baru diluncurkan baru-baru ini. Tapi yang paling penting adalah jangan pernah takut melaporkan jika terjadi kasus serupa, jangan takut berteriak, jangan sungkan pula menggampar pelaku di tempat (kan korban).

Jadi angkoter wanita tidak selamanya sial, ada beberapa peristiwa yang justru menguntungkankan kaum perempuan dalam kehidupan perangkotan. Misalnya, pada saat bus dalam keadaan sangat penuh, sampai penumpang berjubelan di pintu keluar/masuk, jarang dilihat ada penumpang perempuan yang bergelantungan di pintu, kebanyakan penumpang pria bersedia mengalah dan menyilahkan perempuan berdiri di dalam bis.

Atau kalau kita naik PPD, ada kalanya setelah mengerem mesin mati dan untuk menyalakan mesin kembali bis perlu didorong. Kebayang ga sih harus dorong bis PPD? Waktu kosong saja sudah berat, apalagi kalau ditambah dengan orang, berjubel lagi! Ya , kalau soal yang satu ini memang yang diminta tolong adalah semua penumpang pria, sedangkan penumpang perempuan bisa tetap santai sambil pura-pura budeg. 

Selasa, 17 Agustus 2010

Angkoter

Saya adalah seorang angkoter sejati, kemana-mana naik angkot. Ini sih bukan karena ga punya mobil atau ga bisa nyetir, lihat saja kemacetan di Jakarta yang minta ampun belum kalau ditambah hujan, banjir atau lampu merah yang mati. Jalanan baru lengang pada saat tengah malam atau pada saat Lebaran di saat kebanyakan warga Jakarta mudik. Naik motorpun sebelas duabelas dengan mobil malah bahaya tambah besar kalau kesenggol atau keserempret kendaraan lain langsung kehilangan kesimbangan. Jadi pilihan yang terbaik dari yang terburuk ya, naik angkot. Rasanya hampir semua jenis angkot pernah saya naiki, misalnya mikrolet, KWK, metromini, bajaj, bemo, taksi, ojek, PPD, perahu tongkang, getek, pesawat terbang, kereta, transjakarta dan masih banyak lagi jenisnya.

Rabu, 11 Agustus 2010

Mengenang Ibu Grace Tatipikalawan

Renungan Sapi dan Babi

Renungan ini saya dapat dari Pastor pada misa arwah guru saya, Bu Grace. Homili misa itu diisi oleh perjalanan terakhir hidup beliau, di akhir homili, pastur memberikan sebuah renungan, sebuah perumpamaan tentang sapi dan babi.

Inti dari renungan, kalau babi berguna jika hewan itu sudah mati, dagingnya bisa diambil untuk dimakan, sedangkan sapi pada waktu hidup pun berguna karena tenaganya bisa dipakai untuk membajak sawah, untuk susu perahan dan sewaktu mati pun masih berguna karena dagingnya juga masih bisa dimakan.

Moral dari renungan ini, sebaiknya manusia dalam kehidupannya di dunia ini berguna bagi sesama, bukan menunggu sampai ajal menjemput untuk menjadi berguna kepada sesama. Seperti guru saya yang belum lama ini meninggal karena sakit kanker. Suaminya meninggalkan dia karena tak sanggup lagi membayar biaya berobat- guru saya dua kali didiagnosa kanker- serta masuknya orang ketiga dalam rumah tangga mereka.

Semasa hidupnya, dia dikenal murid dan koleganya sebagai orang tegas dalam mengajar dan juga sebagai pendidik. Tidak sedikit yang murid dan koleganya menganggap dia menyebalkan, jutek. Tapi pada akhirnya semua orang memuji dia sebagai seorang yang sangat bertanggung jawab, inspirasional dan juga yang terbaik dalam bidangnya, Bahasa Indonesia.

Dalam menghadapi sisa hidupnya dia bukanlah tipe yang meminta belas kasihan pada orang, semangat juang dan hidupnya sangat tinggi. Dalam kondisi sakit, masih mengajar, pergi ke sekolah di daerah Menteng dari rumahnya yang di Bekasi dengan kendaraan umum atau kadang diantar supir tetangga. sampai akhirnya dia menyerah, tidak lagi melanjutkan pengobatan karena selain masalah biaya juga tidak ada kejelasan penyakitnya akan sembuh atau tidak.

Mungkin, namanya akan terlupakan setelah ini. Tetapi dia adalah sapi dalam hidup, kisah semasa hidupnya yang penuh dengan perjuangan akan menginspirasi setiap orang yang mendengarnya, jasanya selama masih hidup akan dikenang selamanya. Selamat jalan Bu Grace, kau adalah panutan kami.

Interview Kerja

Tahapan ini memang agak sedikit mengerikan karena langsung berhadapan dengan orang yang akan mempekerjakan kita. Tidak sedikit orang yang gagal di tahap ini. banyak orang yang saya ketahui cukup pintar atau memang jenius, malah gagal. Kalau dalam tes tertulis, penilaian sangat objektif, tapi dalam wawancara bisa sangat subjektif, tergantung dengan pewawancara. Kalau sedang beruntung mungkin bisa mendapatkan pewawancara yang ‘asik’ atau ‘angker’.

Bahasa yang digunakan biasanya adalah Bahasa Indonesia, atau bisa jadi Bahasa Inggris atau bahasa lainnya. Saya punya pengalaman diwawancara pakai bahasa Perancis (2kali) di pabrik kertas di Serpong dan di Kamar Dagang Indonesia Perancis, dan bahasa Inggris di bank dan di perusahaan multifinance. Teman saya punya pengalaman diwawancara pakai bahasa Mandarin, terus pewawancaranya bilang kalau bahasa Mandarinnya lebih bagus daripada Inggris, dia jadi ilfil sama itu perusahaan :P

Selasa, 13 Juli 2010

Dreaming about a Perfect Life Partner

Jaman sekarang, yang semuanya diukur dari materi, mulai pekerjaan sampai harga diri, semuanya dinilai pakai sistem moneter alias uang. Sampai urusan jodoh, carilah pasangan hidup yang kaya raya!

Saya miris mendengar seorang ibu yang bilang sama putrinya “Kamu harus cantik, biar nanti dapat suami orang kaya” atau “ Kamu nanti sekolah di tempat orang kaya, biar dapat pacar anak orang kaya”.

Mungkin ada beberapa dari kita yang mengandalkan fisik semata demi mendapatkan pasangan hidup orang kaya, tapi sebenarnya ada harga yang harus dibayar, dan bayarannya menurut saya tidak murah dan mudah karena banyak yang harus dikorbankan, dan yang paling sakit ya, batin kita.

• Pasangan hidup kita mungkin tahu kalau istri/suaminya lebih mencintai uangnya daripada dia. Jadi ya siap-siap saja jadi objeknya, artinya dia bisa dimainkan, dianggap enteng/rendah, diperlakukan sesuka dia, yang paling parah kalau sudah tidak suka lagi yang dibuang .

• Perselingkuhan.

• Kekerasan dalam rumah tangga.

• Karena adanya perselingkuhan, maka mereka akan berusaha sekuat mungkin untuk tetap menjadi ratu/raja di rumahnya. Mereka harus cuek dan tidak ambil pusing kalau pasangan kayanya punya selingkuhan dimana-mana. Bisa gila tuh kalau tidak punya teman curhat.

• Karena mengandalkan penampilan fisik, maka biasanya akan mempertahankan keindahan fisiknya dengan segala cara, mulai dari pakai obat-obatan yang harganya selangit, sampai dioperasi plastik (tummy tuck, lip suction, etc).

Fenomena ini tidak hanya terjadi pada wanita tapi juga laki-laki. Dan makin lama makin banyak cara yang dilakukan mulai dari cari yang masih single sampai merebut suami orang. Semuanya demi hidup enak, nyaman, terpandang, dan segudang alas an lainnya. Arti pernikahan dan keluarga sudah lama dilupakan. Jaman sekarang sudah tidak punya malu lagi.

Tulisan ini saya buat tanpa ada niat untuk menyudutkan orang tertentu, bukan juga karena saya sirik karena tidak dapat pasangan yang kaya raya, tetapi lebih ke perenungan saja. Saya juga belum pernah menikah, belum pernah mencicipi asam garam kehidupan, tapi pernah mendengar dan melihat sendiri kisah-kisah kehidupan seperti yang diatas. Memang awalnya terasa enak tetapi lama kelamaan baru terasa pahitnya. Semua keputusan berada di tangan masing-masing, mau yang substansial atau yang glamorous.