Tahapan ini memang agak sedikit mengerikan karena langsung berhadapan dengan orang yang akan mempekerjakan kita. Tidak sedikit orang yang gagal di tahap ini. banyak orang yang saya ketahui cukup pintar atau memang jenius, malah gagal. Kalau dalam tes tertulis, penilaian sangat objektif, tapi dalam wawancara bisa sangat subjektif, tergantung dengan pewawancara. Kalau sedang beruntung mungkin bisa mendapatkan pewawancara yang ‘asik’ atau ‘angker’.
Bahasa yang digunakan biasanya adalah Bahasa Indonesia, atau bisa jadi Bahasa Inggris atau bahasa lainnya. Saya punya pengalaman diwawancara pakai bahasa Perancis (2kali) di pabrik kertas di Serpong dan di Kamar Dagang Indonesia Perancis, dan bahasa Inggris di bank dan di perusahaan multifinance. Teman saya punya pengalaman diwawancara pakai bahasa Mandarin, terus pewawancaranya bilang kalau bahasa Mandarinnya lebih bagus daripada Inggris, dia jadi ilfil sama itu perusahaan :P
Sebenarnya, wawancara dalam bahasa apapun, dan dalam keadaan apapun sama saja kalau kita punya persiapan sebelum wawancara, misalnya:
Persiapkan kelebihan dan kelemahan lalu solusi untuk kelemahannya. Yang ini sering ditanya sesering pertanyaan “Siapakah diri Anda?” atau kalimat perintah “Tolong jelaskan siapa diri Anda?”.
Motivasi melamar di perusahaan yang bersangkutan. Kenapa pilih posisi ini padahal tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan.
Aktivitas selama masa non-job apa saja? Kenapa tidak tunggu dapat kerjaan, baru berhenti dari kerjaan sebelumnya?
Jangan umbar keburukkan perusahaan lama, bilang saja ingin mencari pekerjaan yang lebih baik.
Persiapkan berapa besar gaji yang diinginkan, kalau untuk fresh graduate lebih baik ikut standar saja. Kecuali bagi yang sudah punya pengalaman bisa nego.
Kadang-kadang pewawancara menanyakan kompetensi kita, jadi tidak ada salahnya untuk mengingat kembali pelajaran yang dulu dipelajari.
Hobbi.
Pada akhir wawancara, biasanya pelamar diberi kesempatan untuk bertanya. Gunakan kesempatan ini karena bisa menunjukkan seberapa antusias pelamar terhadap perusahaan.
Jika gagal pada wawancara, jangan berkecil hati, coba terus karena semakin sering mengikuti wawancara, maka kita juga semakin lancar. Jarang ada orang yang lulus pada wawancara pertama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar