Rabu, 11 Agustus 2010

Mengenang Ibu Grace Tatipikalawan

Renungan Sapi dan Babi

Renungan ini saya dapat dari Pastor pada misa arwah guru saya, Bu Grace. Homili misa itu diisi oleh perjalanan terakhir hidup beliau, di akhir homili, pastur memberikan sebuah renungan, sebuah perumpamaan tentang sapi dan babi.

Inti dari renungan, kalau babi berguna jika hewan itu sudah mati, dagingnya bisa diambil untuk dimakan, sedangkan sapi pada waktu hidup pun berguna karena tenaganya bisa dipakai untuk membajak sawah, untuk susu perahan dan sewaktu mati pun masih berguna karena dagingnya juga masih bisa dimakan.

Moral dari renungan ini, sebaiknya manusia dalam kehidupannya di dunia ini berguna bagi sesama, bukan menunggu sampai ajal menjemput untuk menjadi berguna kepada sesama. Seperti guru saya yang belum lama ini meninggal karena sakit kanker. Suaminya meninggalkan dia karena tak sanggup lagi membayar biaya berobat- guru saya dua kali didiagnosa kanker- serta masuknya orang ketiga dalam rumah tangga mereka.

Semasa hidupnya, dia dikenal murid dan koleganya sebagai orang tegas dalam mengajar dan juga sebagai pendidik. Tidak sedikit yang murid dan koleganya menganggap dia menyebalkan, jutek. Tapi pada akhirnya semua orang memuji dia sebagai seorang yang sangat bertanggung jawab, inspirasional dan juga yang terbaik dalam bidangnya, Bahasa Indonesia.

Dalam menghadapi sisa hidupnya dia bukanlah tipe yang meminta belas kasihan pada orang, semangat juang dan hidupnya sangat tinggi. Dalam kondisi sakit, masih mengajar, pergi ke sekolah di daerah Menteng dari rumahnya yang di Bekasi dengan kendaraan umum atau kadang diantar supir tetangga. sampai akhirnya dia menyerah, tidak lagi melanjutkan pengobatan karena selain masalah biaya juga tidak ada kejelasan penyakitnya akan sembuh atau tidak.

Mungkin, namanya akan terlupakan setelah ini. Tetapi dia adalah sapi dalam hidup, kisah semasa hidupnya yang penuh dengan perjuangan akan menginspirasi setiap orang yang mendengarnya, jasanya selama masih hidup akan dikenang selamanya. Selamat jalan Bu Grace, kau adalah panutan kami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar